كتاب الصلاة |باب مَا يُذْكَرُ فِي الْفَخِذِ
Kitab 8 | Salat
Bab 12 |Bab: Apa yang dikatakan tentang paha
Nomor 371 / 7563 | Versi :
Fathul Bari: Ibn Hajar Al-Asqolani;
Al-Lu'Lu' wal Marjan: M. Fu'ad Abdul Baqi'
Nomor 358 / 7008 | Versi:
Dar Tuq An-Najah
MSA-USC
Nomor 1 / 2752 | Versi:
Mukhtashar - Al-Albani
SHAHIH menurut: Ijma' Ulama
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim, ia berkata telah menceritakan kepada kami Isma'il Ibnu 'Ulayyah, ia berkata telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berperang ke Khaibar, lalu kami shalat di dekatnya, yaitu shalat Shubuh di kegelapan. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunggang (kendaraan), Abu Thalhah juga menunggang, dan aku berada di belakang Abu Thalhah. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memacu (kendaraannya) di jalan Khaibar, hingga lututku menyentuh paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau menyingkap kain dari pahanya hingga aku melihat putihnya paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika memasuki perkampungan, beliau bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya jika kami mendatangi suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari orang-orang yang diberi peringatan." Beliau mengatakannya tiga kali. Anas berkata, "Orang-orang keluar menuju pekerjaan mereka, lalu mereka berkata, "Muhammad", Abdul Aziz berkata, "Sebagian sahabat kami berkata, 'Dan Al Khamis', yakni pasukan." Anas berkata, "Lalu kami menaklukkannya dengan paksa. Kemudian tawanan dikumpulkan, lalu datanglah Dihyah dan berkata, "Wahai Nabi Allah, berikanlah aku seorang budak wanita dari tawanan ini." Beliau bersabda: "Pergilah, ambillah seorang budak wanita." Lalu ia mengambil Shafiyyah binti Huyay. Kemudian datanglah seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Nabi Allah, engkau telah memberikan Shafiyyah binti Huyay, pemimpin Qurayzhah dan An Nadlir kepada Dihyah, ia tidak pantas kecuali untukmu." Beliau bersabda: "Panggil dia beserta Shafiyyah." Lalu Dihyah datang membawanya. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau bersabda: "Ambillah seorang budak wanita dari tawanan selain dia." Anas berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerdekakannya dan menikahinya." Tsabit bertanya kepadanya, "Wahai Abu Hamzah, apa maharnya?" Anas menjawab, "Dirinya sendiri, beliau memerdekakannya dan menikahinya, hingga ketika berada di jalan, Ummu Sulaim meriasnya untuk beliau dan mempersembahkannya kepada beliau di malam hari, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi pengantin. Beliau bersabda: "Siapa yang memiliki sesuatu, hendaklah ia membawanya." Lalu beliau membentangkan kain, lalu seseorang datang membawa kurma, dan yang lain datang membawa samin (minyak samin)." Anas berkata, "Aku kira ia juga menyebutkan sawiq." Anas berkata, "Lalu mereka mencampur hais (kurma, samin dan sawiq), maka itulah walimah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."
..................................................................................................................................
Anas berkata, 'Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyerbu Khaibar, kami melaksanakan shalat Fajr di sana (pagi-pagi sekali) ketika masih gelap. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menunggang (kuda) dan Abu Talha juga menunggang (kuda) dan aku berada di belakang Abu Talha. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam melewati jalan Khaibar dengan cepat dan lututku menyentuh paha Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau membuka pahanya dan aku melihat putihnya paha Nabi. Ketika beliau memasuki kota, beliau bersabda, 'Allahu Akbar! Khaibar telah hancur. Setiap kali kami mendekati suatu kaum (musuh) (untuk berperang) maka betapa buruknya pagi hari bagi mereka yang telah diperingatkan.' Beliau mengulangi ini tiga kali. Orang-orang keluar untuk pekerjaan mereka dan sebagian dari mereka berkata, 'Muhammad (telah datang).' (Sebagian sahabat kami menambahkan, "Dengan pasukannya.") Kami menaklukkan Khaibar, mengambil tawanan, dan rampasan perang dikumpulkan. Dihya datang dan berkata, 'Wahai Nabi Allah! Berikan kepadaku seorang budak wanita dari para tawanan.' Nabi bersabda, 'Pergilah dan ambillah budak wanita mana saja.' Dia mengambil Shafiyah binti Huyai. Seorang pria datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam! Engkau memberikan Shafiyah binti Huyai kepada Dihya dan dia adalah nyonya terhormat dari suku Quraidha dan An-Nadir dan dia tidak pantas bagi siapapun kecuali engkau.' Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Bawa dia bersamanya.' Maka Dihya datang bersamanya dan ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau berkata kepada Dihya, 'Ambillah budak wanita lain selain dia dari para tawanan.' Anas menambahkan: Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerdekakannya dan menikahinya." Tsabit bertanya kepada Anas, "Wahai Abu Hamza! Apa yang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bayarkan kepadanya (sebagai Mahar)?" Dia berkata, "Dirinya sendiri adalah maharnya karena beliau memerdekakannya dan kemudian menikahinya." Anas menambahkan, "Saat di perjalanan, Ummu Sulaim mendandaninya untuk upacara pernikahan dan di malam hari dia mengirimnya sebagai pengantin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Jadi Nabi adalah pengantin pria dan beliau bersabda, 'Siapa pun yang memiliki sesuatu (makanan) harus membawanya.' Beliau membentangkan lembaran kulit (untuk makanan) dan sebagian membawa kurma dan yang lain mentega masak. (Saya pikir dia (Anas) menyebutkan As-Sawaq). Jadi mereka menyiapkan hidangan Hais (sejenis makanan). Dan itulah Walimah (perjamuan pernikahan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam."
عربي
(Arab Hijaiyah)ترجمة كل عبارة
(Terjemah per-frase)Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi 'Abdullah bin Az Zubair, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia mendengar Alqamah bin Waqqash Al Laitsi berkata: Aku mendengar Umar bin Al Khattab radliallahu 'anhu di atas mimbar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
dfghsfghsfgh
srthryhh
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi 'Abdullah bin Az Zubair, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia mendengar Alqamah bin Waqqash Al Laitsi berkata: Aku mendengar Umar bin Al Khattab radliallahu 'anhu di atas mimbar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
Shahih Bukhari - 52
Shahih Bukhari - 6195
Shahih Bukhari - 6439