كتاب العلم l باب مَا ذُكِرَ فِي ذَهَابِ مُوسَى صلى الله عليه وسلم فِي الْبَحْرِ إِلَى الْخَضِرِ
Kitab 3 | Ilmu
Bab 16 | Perginya Nabi Musa Alaihissalam kelaut untuk menemui Nabi Khidlir
Nomor 74 / 7563 | Versi :
Fathul Bari: Ibn Hajar Al-Asqolani;
Al-Lu'Lu' wal Marjan: M. Fu'ad Abdul Baqi'
Nomor 72 / 7008 | Versi:
Dar Tuq An-Najah
MSA-USC
Nomor 1 / 2752 | Versi:
Mukhtashar - Al-Albani
SHAHIH menurut: Ijma' Ulama
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ghurair Az Zuhri berkata, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku, dari Shalih, dari Ibnu Syihab, telah menceritakan bahwa 'Ubaidullah bin 'Abdullah mengabarkannya dari Ibnu 'Abbas,
Bahwa ia dan Al Hurr bin Qais bin Hishn Al Fazari berselisih pendapat tentang sahabat Musa. Ibnu 'Abbas berkata, "Dia adalah Khidhir." Lalu Ubay bin Ka'ab lewat di dekat mereka, lalu Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata, "Aku dan temanku ini berselisih pendapat tentang sahabat Musa yang Musa menanyakan jalan untuk menemuinya, apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentangnya?" Ubay menjawab, "Ya, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika Musa berada di tengah-tengah Bani Israil, datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, 'Apakah engkau tahu ada seseorang yang lebih berilmu darimu?' Musa menjawab, 'Tidak.' Maka Allah mewahyukan kepada Musa, 'Ada, hamba Kami Khidhir.' Maka Musa bertanya jalan kepadanya, lalu Allah menjadikan ikan sebagai tanda baginya, dan dikatakan kepadanya, 'Jika engkau kehilangan ikan itu, maka kembalilah, karena engkau akan menemuinya.' Dan Musa mengikuti jejak ikan itu di laut, lalu pembantunya berkata kepada Musa, 'Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu besar, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu, dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan.' Musa berkata, 'Itulah yang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula, lalu mereka menemukan Khidhir. Maka terjadilah peristiwa yang Allah 'azza wajalla kisahkan dalam Kitab-Nya."
............................
Bahwa Ibnu Abbas pernah berselisih pendapat dengan Hur bin Qais bin Hisn Al-Fazari tentang siapa sahabat Nabi Musa yang dicarinya. Ibnu Abbas berkata bahwa ia adalah Al-Khidr. Saat itu lewatlah Ubay bin Ka'b, lalu Ibnu Abbas memanggilnya dan berkata:
"Aku dan temanku (Hur) berselisih pendapat tentang sahabat Nabi Musa, yang ditanyakan jalannya oleh Nabi Musa agar bisa bertemu dengannya. Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah ﷺ menyebutkan sesuatu tentangnya?"
Ubay bin Ka'b menjawab:
"Ya, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Ketika Musa sedang duduk bersama kaum Bani Israil, datanglah seorang lelaki dan bertanya kepadanya: 'Apakah engkau tahu ada seseorang yang lebih berilmu darimu?' Musa menjawab: 'Tidak ada.' Maka Allah menurunkan wahyu kepada Musa: 'Ya, hamba Kami Khidr lebih berilmu darimu.'*
Musa lalu bertanya (kepada Allah) bagaimana cara bertemu dengannya. Maka Allah menjadikan ikan sebagai tanda baginya, dan dikatakan kepadanya bahwa ketika ikan itu hilang, hendaklah ia kembali ke tempat itu, karena di sanalah ia akan bertemu dengannya (yaitu Al-Khidr).**
Maka Musa pun terus mencari tanda berupa ikan itu di laut. Lalu pembantunya berkata, 'Ingatkah engkau ketika kita berlindung di batu? Sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu, tidak ada yang membuatku lupa kecuali setan.' Maka Musa berkata, 'Itulah tempat yang kita cari.' (QS. Al-Kahfi: 64). Maka mereka kembali dengan mengikuti jejak mereka, hingga mereka pun bertemu dengan Al-Khidr.**
Dan apa yang terjadi selanjutnya telah diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur'an, mulai dari ayat 54 sampai 82 dalam Surah Al-Kahfi."
عربي
(Arab Hijaiyah)حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ غُرَيْرٍ الزُّهْرِيُّ، قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، حَدَّثَ أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ الْفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ هُوَ خَضِرٌ. فَمَرَّ بِهِمَا أُبَىُّ بْنُ كَعْبٍ، فَدَعَاهُ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ إِنِّي تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي، هَذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي سَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ شَأْنَهُ قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ " بَيْنَمَا مُوسَى فِي مَلإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ هَلْ تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ مُوسَى لاَ. فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَى مُوسَى بَلَى، عَبْدُنَا خَضِرٌ، فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَيْهِ، فَجَعَلَ اللَّهُ لَهُ الْحُوتَ آيَةً، وَقِيلَ لَهُ إِذَا فَقَدْتَ الْحُوتَ فَارْجِعْ، فَإِنَّكَ سَتَلْقَاهُ، وَكَانَ يَتَّبِعُ أَثَرَ الْحُوتِ فِي الْبَحْرِ، فَقَالَ لِمُوسَى فَتَاهُ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ، وَمَا أَنْسَانِيهِ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ. قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي، فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا، فَوَجَدَا خَضِرًا. فَكَانَ مِنْ شَأْنِهِمَا الَّذِي قَصَّ اللَّهُ ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ فِي كِتَابِهِ ".
ترجمة كل عبارة
(Terjemah per-frase)Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi 'Abdullah bin Az Zubair, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia mendengar Alqamah bin Waqqash Al Laitsi berkata: Aku mendengar Umar bin Al Khattab radliallahu 'anhu di atas mimbar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
dfghsfghsfgh
srthryhh
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi 'Abdullah bin Az Zubair, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia mendengar Alqamah bin Waqqash Al Laitsi berkata: Aku mendengar Umar bin Al Khattab radliallahu 'anhu di atas mimbar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setiap perbuatan hanya tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya (memperoleh) sesuai yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada urusan duniawi, (maka Allah) memberinya (duniawi itu) atau kepada seorang wanita (untuk) menikahinya, maka hijrahnya tersebut sesuai hanya (dengan apa yang) dia (niatkan) berhijrah kepadanya."
Shahih Bukhari - 52
Shahih Bukhari - 6195
Shahih Bukhari - 6439